Jakarta | POL - PROYEK Pembangunan Waduk Jatigede akan menenggelamkan 17 desa yang terkena dampak. Setidaknya waduk itu akan menggenangi wilayah seluas 5.000 hektare.
"Sementara pembiayaan proyek investasi senilai Rp.4 triliun itu skemanya 90 persen swasta (Bank Exim China) dan 10 persen pemerintah," ujar Wakil Ketua Komisi VI DPR Heri Gunawan di Jakarta, Selasa (1/9/2015).
Hingga kini, katanya, pembangunan Waduk Jatigede masih menyisakan berbagai masalah. Seperti pembayaran ganti-rugi lahan-lahan sawah bangungan warga dan relokasi sekolah.
"Pembayaran ganti rugi itu terus terkatung-katung dan tidak kunjung selesai," katanya.
Hal ini, lanjutnya menjadi penyebab “kisruhnya” proyek pembangunan waduk tersebut. Sementara di sisi lain, sebagian pembayaran yang sudah direalisasikan tidak sesuai harapan.
Misalnya, ganti rugi sawah yang mestinya Rp.35.000/m2 realisasinya hanya Rp.6.000. Lahan yang seharusnya Rp.2.000/m2.
"Realisasinya hanya Rp.414/m2. Belum lagi, bangunan yang seharusnya Rp. 12.000,--80.000,- realisasinya hanya Rp.6.000,--40.000/m2," jelas politisi Fraksi Partai Gerindra ini.
Seharusnya, menurut Heri, sebagai proyek mega struktur bisa memberikan solusi gsnti rugi yang pantas dan jelas. Kenyataannya, ganti rugi tersebut tidak manusiawi dan tidak pantas. Karenanya, banyak warga yang protes.
"Bisa-bisa ini memunculkan kekisruhan yang tidak berkesudahan," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar