Berjuang Bersama Gerindra dan Prabowo Subianto
Mengamalkan TRIDHARMA Kader Partai Gerindra : Berasal Dari Rakyat, Berjuang Untuk Rakyat, Berkorban Untuk Rakyat.
Heri Gunawan Seminar Nasional
Tantangan dan Peluang Bisnis bagi Generasi Milenial.
Jalan Santai
Jalan Santai yang diselenggarakan Rumah Aspirasi dan Inspirasi Heri Gunawan
Kunjungan Ketua Umum GERINDRA
Prabowo Subianto Melakukan Kunjungan ke Sukabumi
Bantuan Hand Traktor
Heri Gunawan Memfasilitasi Bantuan 30 Unit Traktor Untuk Gapoktan di Kabupaten Sukabumi Pada Tahun 2015
Komisi XI DPR RI Bersama Gubernur BI
Heri Gunawan, Sebagai Anggota Komisi XI DPR RI Yang Membidangi Keuangan dan Perbankan
Kunjungan Kerja BKSAP DPR RI Ke Australia
Heri Gunawan Sebagai Anggota BKSAP DPR RI saat berkunjung dan berdialog dengan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Australia
Hak Eksklusif untuk Bulog
Komisi VI Minta Pemerintah Jaga Stabilitas Harga Pangan
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Heri Gunawan meminta pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan menjaga stabilitas harga seperti bawang merah, kedelai, dan lainnya.karena harga yang terus merangkak naik
Kata Heri, harga bawang merah, kedelai, dan beras ketan, diprediksi akan mengalami kenaikan karena adanya permintaan yang tinggi. Lonjakan permintaan tersebut, salah satunya dipicu oleh permintaan domestik yang tinggi, lebih-lebih menghadapi bulan puasa.
"Kementerian Perdagangan telah kecolongan dalam menjaga stabilitas pasar domestik yang berujung pada fluktuasi harga komoditas bawang merah, kedelai, dan beras ketan di pasaran. Buktinya, banyak komoditas impor 'ilegal'' yang merembes masuk ke pasar-pasar tradisional yang terus mendistorsi harga," kata Heri di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.
Dia mengemukakan pemerintah khususnya Kementerian Perdagangan harus segera dapat memperhatikan produksi dalam negeri melalui berbagai cara, salah satunya dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang memihak kepada rakyat.
"Perum Bulog yang juga ditugaskan untuk menjaga stabilitas harga kedelai dan bawang merah, tidak efektif dalam menjalankan perannya. Hal ini tentu sungguh mengecewakan, mengingat BUMN tersebut telah disuntik dengan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp3 triliun dalam rangka menopang tugasnya sebagai stabilisator harga. Untuk menjaga stok beras saja terlihat kelimpungan, apalagi komoditas lain, diperkirakan daya serap beras oleh bulog secara nasional berkisar dibawah 10%," kata dia.
Dia juga menilai pemerintah terlihat tidak siap dalam merespon “perang harga” yang sedang dilakukan oleh negara-negara importir, terutama Tiongkok.
"Padahal “perang harga” sudah gila-gilaan. Negara-negara importir rela memotong harga komoditasnya hingga 40% dalam rangka mendorong ekspornya. Mestinya fenomena “perang harga” itu bisa diantisipasi jika pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan bisa lebih sensitif dan intensif melakukan pengawasan dan pengetatan pasca “perang mata uang” yang telah melumpuhkan rupiah hingga menembus Rp13.000. Apalagi, perang harga yang terjadi saat ini sudah masuk dalam kategori dumping yang merugikan kepentingan domestik," demikian Heri.
Usut Tuntas Pengedar Beras Plastik
Soal beras plastik, wakil rakyat ini anggap pemerintah lalai
LEGISLATOR: KUALITAS RASKIN HARUS DIPERBAIKI
Sukabumi (Jurnalsatu.com) – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Heri Gunawan mengatakan kualitas beras untuk rakyat miskin atau raskin harus diperbaiki, karena hasil sidak di Gudang Bulog Kabupaten Sukabumi, Jabar, kualitasnya kurang layak.
“Dari sidak yang kami lakukan, wajar masyarakat pada kegiatan operasi beras murah di Sukabumi komplen karena kualitas beras yang disalurkan Badan Urusan Logistik atau Bulog tidak layak seperti warnanya gelap, berbau dan banyak gerabah,” kata Heri di sela Sidak di Sukabumi, Minggu.
Menurut dia, bahkan terungkap bahwa beras yang dikirim ke Gudang Bulog Sukaraja, Kabupaten Sukabumi berasal dari Cirebon, Jabar. Padahal, Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah penghasil beras dan selalu surplus setiap tahunnya. Seharusnya Bulog bisa menyerap beras langsung dari petani lokal yang kualitasnya dipastikan lebih baik dan tidak terlalu lama dalam pendistribusiannya.
Lebih lanjut, pihaknya juga kurang setuju dengan sebutan beras rakyat miskin atau raskin seharusnya namanya diganti seperti beras untuk rakyat tanpa harus menggunakan kata miskin karena bisa lebih manusiawi. Namun, secara regulasi dalam pendistribusian pihaknya tidak menyalahkan pihak Bulog Sub Divre Sukabumi, Cianjur.
“Ini menjadi salah satu perhatian kami dan hasil reses ini akan dibawa ke DPR untuk disidangkan, karena kami yakin tidak hanya di Sukabumi saja kualitas raskin seperti ini di daerah lainnya pasti hampir serupa,” katanya menambahkan.
Selain itu, jika masyarakat atau rumah tangga sasaran (RTS) penerima raskin tidak setuju dengan kualitas berasnya itu bisa dikembalikan kepada Bulog untuk diganti dengan kualitasnya yang lebih baik karena itu merupakan hak setiap penerima.
Sementara, Kepala Bulog Subdivre Cianjur Budi Setiawan mengatakan untuk persediaan raskin daerah penyaluran Kota dan Kabupaten Sukabumi mencukupi, jika ada keluhan soal kualitas beras bisa dilaporkan kepada pihaknya untuk diganti dengan kualitas yang lebih baik.
Namun, kualitas raskin yang didistribusikan sudah ada aturan yang mengaturnya, sehingga pihaknya tidak bisa menolak distribusi raskin ke Gudang Bulog di Sukabumi, tapi pihaknya tetap berupaya memberikan raskin dengan kualitas yang terbaik.
Selain itu, ia mengaku kesulitan menyerap beras dari petani lokal karena harga yang ditetapkan pemerintah masih rendah sehingga petani lebih memilih menjualnya ke pasar. (Ant/Red-3)
Anggota DPR Temukan Beras Kotor di Bulog Sukabumi
Kecewa Kualitas Beras Bulog Jelek
Bulog Terima PMN Rp3 T, tapi Kulitas Berasnya Jelek
DPR: Beras Bulog Banyak Dedaknya
Wakil Ketua Komisi VI DPR Temukan Beras Bulog Kualitas Jelek
Pemerintah Harus Lebih Serius Tekan Harga Beras
Komisi VI Setuju Pemberian PNM dengan Catatan
Pengrajin Tempe Tahu Keluhkan Tata Niaga Kedelai
Kebijakan Gula Nasional Perlu Pro Petani